kepolens

Sabtu, 12 Maret 2011

Fenomena Crop Circle di Sleman dan Rahasia di baliknya

Penampakan Crop Circle di Yogyakarta, menurut penududuk setempat, Anak Kecil Melihat Puting Beliung yang Membuat Simbol ‘UFO’ di Sleman Yogya dan menurut warga lainnya,
… SLEMAN, KOMPAS.com — Fenomena unik terjadi Desa Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman, Minggu (23/1/2011). Padi ambruk di tengah sawah membentuk pola lingkaran yang sangat rapi. Seperti pola itu sengaja dibuat manusia. Istilah ilmiah untuk fenomena ini biasa disebut dengan istilah crop circles atau lingkar taman. Menurut keterangan Basori (41), warga yang rumahnya berada di utara sawah itu, Sabtu (22/1/2011) malam sekitar pukul 22.30, dirinya mendengar suara gemuruh layaknya suara helikopter mendarat. “Suara itu terdengar sekitar 30 menit, tetapi saya tidak gubris suara itu. Saya pikir itu suara helikopter lewat,” tuturnya.
Semua penampakan itu para ahli berbicara, antara lain 
  1. LAPAN: Lambang ‘UFO’ di Sleman Buatan Manusia
  2. LAPAN: Lambang ‘UFO’ di Sleman Bukan Karena SUTET dan Angin
  3. Bosscha: Lambang ‘UFO’di Sleman Dibentuk Abu Vulkanik Merapi
  4. Tifatul: Crop Circle’UFO’ di Sleman Terlalu Mudah Buat Heboh
  5. Mbah Rono: Crop Circle Bukan Akibat Abu Vulkanik Atau SUTET, Ini Perbuatan Orang
  6. Menko Kesra Penasaran dengan Tanda Simetris ‘UFO’ di Sleman
  7. BMKG: Lambang Misterius di Sleman Diduga Akibat Angin Puting Beliung
Bagaimana dengan sang pemilik sendiri ? , dia berkata: Pemilik Sawah Yakin ‘Lingkaran UFO’ Bukan Akibat Angin
Sleman – Ngadiran, yang sawahnya ‘dilukisi’ lingkaran UFO, yakin lingkaran itu bukan karya manusia. Dia juga yakin bukan angin penyebabnya. “Kalau angin, semua tanaman akan rebah. Ini kan hanya sebagian dan cukup rapi,” ujar Ngadiran padadetikcom di TKP, Dusun Jogomangsan, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DIY, Senin  (24/1/2011). Ngadiran juga mengaku lahannya tidak disewa untuk sebuah karya instalasi seni kelompok tertentu. Dia mengaku pada Sabtu 22 Januari pukul 23.00 WIB, melihat penampakan macan di sawahnya. Esok paginya, dia melihat sawahnya telah menjadi “karya seni”.
Sesungguhnya ada apa gerangan dengan adanyan Crop Circle ini ? didalam menjawab hal ini, kita abaikan ‘siapa’ ‘ pembuatnya, karena ‘tersangka’ pembuatnya adalah: Alam:Angin, Abu Vulkanik; Manusia cari sensasi, pengalih isu; Mahluk gaib sebagaimana kepercayaan dari masyarakat awam. Siapapun yang membuat tanda ini, maka TIDAK lah penting, karena tanda ini adalah sebuah simbol yang simtris, dikenal oleh manusia sejak abab 3000 SM, sebagai orang sumeria yang membuat sebuah RODA.
Kita lihat simbol-simbol bentukan manusia jaman pra sejarah, JARANG atau bahkan tidak ada yang bersimbol simteris dengan bulatan, baru beberapa dekade, ketika manusia mengalami perkembangan sejarah dan budaya, tersebutlah simbol bulat mulai banyak di kenal, dan mulai bentuk bentuk simetris dikenal, paling terkenal adalah bentuk piramid mesir.
Di alam ini, sesungguhnya simbol alam yang berupa bulatan mudah dikenal, mulai dari bulan, bintang dan matahari, semua adalah simbol bulat, sehingga tanda-tanda alam yang bersimbol bulat biasanya menunjukkan pada sebuah lukisan alam semesta, sebagai simplifikasinya. Matahari, bulan dan bumi tidak-lah persis bulat pada bagian detilnya, namun karena mewakili kontur yang besar, maka secara sederhana bentuknya adalah bulat.
Tanda Crop Circle di yogyakarta, entah buatan siapapun, sesungguhnya merujuk pada simplifikasi dan pola alam semesta, cara merunut simplikasi ini adalah, kapan terjadinya dan deretan terjadinya. Bentuk simplifikasi lain yang pernah terbentuk di yogyakarta dalam bulan ini, adalah halo matahari yang terbentuk beberapa waktu yang lalu, Fenomena Halo Terlihat Jelas di Langit Yogya
GB
Matahari halo terlihat di Yogyakarta.,  Yogyakarta – Pelangi yang mengelilingi matahari terlihat jelas siang ini di langit Yogyakarta. Fenomena Halo pun disaksikan beberapa warga Yogya yang langsung keluar dari rumah mereka. Pantauan detikcom di jalan Pacar Baciro Yogya, Selasa (4/1/2011) sekitar pukul 11.15 WIB, udara dan langit di Yogya terlihat cerah. Lingkaran pelangi berdiameter raksasa terlihat indah melingkari titik putih matahari…..
Itulah dua tanda alam semesta yang terjadi sebagai bagian simplifikasi dari tanda di alam semesta ini, sebagai bagian dari lonceng alam semesta yang telah berbunyi, dimana hal itu telah dituliskan pada tulisan Halo Matahari Yogyakarta & KA Gajayana Mundur Sendiri adalah Sebuah Lonceng Alam Semesta
Deretan lonceng alam semesta sebagai bagian dari simplifikasi alam semesta tidak hanya pada tanda-tanda alam semesta, namun pada kejadian ‘sial’-nya timnas beberapa waktu lalu, juga menjadi deretan lonceng alam semesta. Tercatat: Mengapa Indonesia Hanya Bisa Cetak Dua Gol Di Final AFF leg 2 ? yang memuat sebuah simplifikasi tentang 22,
Dua pencetak gol indonesia kesemuanya berkostum punggung angka 2, M Nasuha bernomor punggung 2 dan M.Ridwan bernomor punggung 22. Dua pemain itulah pencetak gol ke gawang malaysia pada leg ke 2 final AFF di Jakarta. Sebuah keteraturan tentang 2 itulah sebagai jawaban, mengapa harus dua gol saja, mengapa pula pemain lain tidak dapat mencetak gol, dimulai dari tendangan penalti Firman Utina (nomor 15), kemudian Irfan Bachdin (nomor 17) dan Gonzales (9), Bambang Pamungkas (nomor 20).
Kesemuanya tidak dapat mencetak gol, hanya pemain yang bernomor 2 dan 22-lah yang bisa mencetak gol sehingga kedudukan menjadi 2-1, indonesia menang, walau dengan kemenangan itu, piala AFF melayang ke Malaysia. Nomor 2 dan 22 ini bukanlah sebuah nomor ajaib atau nomor kebetulan, kesemuanya ini telah dituliskan sebelumnya, pada artikel Di Balik Ramalan Jelang Final Leg II yang memuat arti 22 itu sendiri. Bahkan di awal final leg babak ke 1, masalah 22 ini terus menerus di dengungkan, hingga terbukti sebagai Kekalahan Indonesia Sudah Di ‘Ramalkan’ yang memuat tentang arti 22 itu.
Kini tepatlah tgl 22-1-2011 terjadilah tanda alam semesta ini sebagai crop circle yang muncul di yogyakarta, sebagai sebuah tanda yang pernah muncul pula pada tahun 2006 lalu, tepatnya tgl 22-11-2006 di lumpur lapindo:
Dengan adanya crop circle yang berada di yogyakarta menunjukkan kota yogya itulah sebagai titik tengah dari negara indonesia, titik seimbang yang pernah mengalami beberapa peristiwa kelam:
  1. Gempa Yogyakarta, 27-mei-2006
  2. Garuda Jatuh, 7-maret-2007
  3. Letusan Merapi, (mbah marijan jadi korban), 26-oktober-2010
Hingga kini letusan merapi belum usai, 3 Mobil Hanyut Disapu Lahar AMUK LAHAR MERAPI BELUM REDA
MAGELANG | SURYA- Lahar dingin Gunung Merapi terus mengancam. Minggu (23/1) siang, banjir lahar dingin kembali menerjang wilayah-wilayah di Kecamatan Salam dan Muntilan, Magelang. Aliran material pasir dalam volume besar itu menerjang Kali Putih, Kali Pabelan, dan Kali Krasak. Bahkan tiga mobil terseret arus air bercampur material Kali Putih ….
Sebagai titik tengah dari negara indonesia, maka simbol-simbol di alam semesta yang muncul di yogyakarta adalah sebuah simbol yang sederhana, ketika gempa yogya 27-mei-2006 lalu, kemudian munculah lumpur lapindo 29-mei-2006 hingga kini. Secara sederhana, deretan itu menjadi sebuah kenyataan yang sederhana untuk mengingatkan akan bencana yang lebih besar lewat miniatur miniatur di kota yogyakarta tsb, dengan adanya crop circle yang muncul tgl 22-januari-2011 ini adalah sebuah lonceng alam semesta yang bergema, dimana tgl itulah pada tahun 2008 lalu, sebuah duka pernah terjadi melalui tokoh bangsa, 22-januari-2008, istri Ketua MPR asal yogyakarta wafat.
Itulah crop circle yang ‘sengaja’ muncul di tgl 22-januari-2011, sebagai bagian yang sederhana 22:1, Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar
Crop Circle sebagai  lingkaran atau bulatan itu secara matematis adalah 3,14 atau tetapan 22/7, 22:7, dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.
Atau di dalam Alkitab, Kitab Wahyu 22 : 7 Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!
Secara sederhana pula bulatan, lingkaran  atau tetapan 3,14 yang dikenal manusia, adalah ajakan kesederhanaan untuk kembali menjadi manusia yang utuh dan bulat, 3:14: Dijadikan indah pada  manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak  dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik .

0 komentar:

Posting Komentar

kepolens
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Template by:

Free Blog Templates